Senin, 29 Desember 2008

Mengejar Matahari

Putera keduaku kembali tersenyum tatkala tadi sore aku katakan bahwa aku akan pergi dan sedang tergesa-gesa. Katanya "Iya Ma, pergi sekarang saja. Kasian Mama nanti harus mengejar matahari lagi". Memang benar, tiga hari terakhir ini aku sedang mengejar matahari, aku sedang berlomba agar matahari tidak mendahuluiku untuk sampai di peraduannya.
27 dan 28 Desember yang lalu aku sedang mengikuti program sekolah pengasuhan anak (PSPA). Ah, mungkin sebagian kita menganggap itu hal yang sia-sia, atau hal yang sepele, tidak ada gunanya...Ketertarikanku pada PSPA didorong oleh kecintaanku kepada keempat putera-puteriku, jangan sampai aku salah mendidik mereka yang akibatnya tentu saja akan dirasakan oleh orang tua. cara mendidik anak sejak dini akan tergambar ketika mereka remaja dan dewasa nanti. Sampai detik ini pun aku benar-benar yakin dengan pepatah yang menyatakan bahwa air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga. Apapun yang kita ajarkan, contohkan, berikan, atau perlihatkan pada saat mereka berusia dini akan direfleksikan dengan jelas.Ibarat cermin yang bersih, bayangan yang muncul merupakan pantulan benda aslinya.
Di antara para peserta ada yang memiliki masalah tantang anaknya yan introvert kepada orang tuanya, masalah pacaran yang kelewatan, narkoba, sulit berinteraksi, dll. Setelah ditelusuri, titik persoalannya ternyata bermula dari dalam rumah. Keluarga memang bukan segala-galanya, tetapi segalanya bisa hancur jika keluarga tidak beres.
Anak-anakku adalah matahariku. Dari mereka aku bisa belajar banyak tentang kehidupan, tentang siapa aku, tentang

Jumat, 05 Desember 2008

Rencana Tesis

Dikatakan rencana, bukan. Dibilang proposal, mungkin iya. Ya, tampaknya proposal penelitian lebih mendekati asli dari tulisan yang aku buat untuk menyelesaikan tugas akhir studiku...tentang pola asuh otoritatif yang dikaitkan dengan kemampuan berbicara anak. Insya Allah, topik itulah yang menjadi bidang kajianku. Dunia keluarga yang akhirnya menjadi pilihannku untuk dijadikan judul tesisku.
Dunia keluarga, khususnya dunia anak mmemang dunia yang menarik untuk ditarik. Bagaimana tidak, pepatah yang mengatakan air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga memang benar adanya dan aku merasakannya sendiri.Penasaran?Selamat Mencoba

Idul Qurban

Alhamdulillah Allah mempertemukanku lagi dengan hari raya Idul Adha. Kali ini, seperti tahun yang lalu lebaran qurban dijalani di Bandung.
Tapi yang agak berbeda dengan tahun lalu adalah bertambahnya anggota keluarga. Ku kira ini juga sebuah pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran. Bagaimana semua pengorbanan itu tidak hanya menjadi sebuah kesia-siaan belaka?Tentu inilah yang menjadi bahan kajian di antara sisa-sisa waktuku di dunia.
Seperti yang terjadi lebaran kali ini, musibah tak henti-hentinya datang bertubi-tubi. Banjir, lagi-lagi Bandung selatan dilanda banjir. Begitu pula di beberapa kota yang lain.
Sementara itu, banjir juga terjadi di Jawa Timur. Akan tetapi, bukan banjir air. Banjir opini sekait dengan protes pasangan Kaji yang menilai pilkada Jatim tidak adil. Pasangan ini meminta dilakukan pilkada ulang. Bayangkan berapa milyar dana yang harus dikeluarkan untuk membiayai pilkada ulang. Bagaimana jika dana itu digunakan untuk membantu saudara-saudara kita yang sedang ditimpa musibah. Saya kira inilah wujud pengorbanan yang paling mulia, ketika mampu mengesampingkan kepentingan pribadi dan golongan untuk menolong orang-orang yang sedang dalam musibah. Barangkali di sinilah idul Qurban harus dimaknai sebagai perwujudan ketaatan kita kepada Allah SWT.
Wallahualam bishowab